Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2025

Rasa Yang Dirindukan

Rasa yang Dirindukan _Puisi oleh Seorang Ibu Karya: Puspa_R Aku tak pernah tahu, sejak kapan cinta menjadi sesuatu yang membingungkan. Sejak kau kecil, kupelajari bahwa mencintai bukan sekadar memberi pelukan hangat atau menyiapkan sarapan. Ada rasa yang lebih dalam: rasa yang tak terlihat, tapi sangat nyata—seperti udara yang menopang nafasmu. Namun ada hari-hari di mana aku merasa jauh darimu, seperti bulan yang mengintip dari balik awan, hadir tapi tak tersapa. > Ada rasa yang dirindu, Namun tak jua kutemukan. Jiwa yang tak sebening dulu, Melebur sesak di pelataran harapan. Mungkin aku gagal menjelma menjadi rumah yang nyaman bagimu. Dalam diam, aku mencoba mencintaimu tanpa merusak, namun betapa sulitnya mencintai tanpa melukai, ketika lidah tak semanis doa, dan pelukan tak cukup menjawab tangismu. > Kuceritakan cinta, Namun kulukai tanpa sengaja. Kukenal namamu di doa, Tapi tak di relung nyata. Aku ada—benar-benar ada. Tapi entah mengapa kehadiranku tak sepenuhnya menjangkau...

Peran Borongan ; Wanita Bekerja, Istri dan Ibu

Berikut beberapa tips untuk wanita yang bekerja namun ingin tetap seimbang dalam mengurus anak dan rumah tangga: 1. Atur Prioritas Harian Buat to-do list harian atau mingguan. Tentukan apa yang penting dan mendesak, serta apa yang bisa ditunda atau didelegasikan. 2. Bangun Rutinitas yang Konsisten Bangun dan tidur di jam yang sama setiap hari. Jadwalkan waktu khusus untuk pekerjaan, keluarga, dan diri sendiri. 3. Libatkan Pasangan dan Keluarga Komunikasikan tanggung jawab rumah tangga agar tidak semua beban ada pada satu pihak. Anak-anak juga bisa dilibatkan dalam tugas ringan sesuai usia mereka. 4. Manfaatkan Teknologi dan Bantuan Gunakan aplikasi manajemen waktu, belanja online, atau layanan laundry untuk menghemat waktu. Jika memungkinkan, pertimbangkan bantuan seperti asisten rumah tangga atau daycare terpercaya. 5. Multitasking Secara Cerdas Misalnya, masak sambil mengawasi anak bermain atau mendengarkan podcast kerja saat mencuci piring. 6. Fokus Saat Bekerja, Hadir Saat Bersama ...

Hidup Tak Selalu Mulus

Tadabbur QS. Al-Baqarah Ayat 155 “ Dan sungguh akan Kami uji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155) Pernah nggak sih kamu ngerasa hidup ini kayak lagi diajak main roller coaster? Naik turun, bikin pusing, kadang bikin mual juga. Lagi nyaman-nyamannya, eh... tiba-tiba dapet kabar nggak enak. Hidup tuh emang gitu, bro/sis. Nggak selamanya mulus kayak jalan tol baru. Contoh Ujian dalam Hidup Sehari-hari 1. Ketakutan ? Misalnya kamu baru mulai kerja di tempat baru. Belum kenal siapa-siapa, takut salah, takut nggak bisa adaptasi. Atau tiap hari mikirin tagihan, takut nggak bisa bayar, takut masa depan suram. Padahal kamu udah usaha, tapi rasa takut itu tetap ada. 2. Kelaparan ? Nggak selalu soal perut kosong, tapi juga kondisi keuangan yang "kering". Tanggal tua, dompet tipis, mau beli makan mikir dua kali. Pernah nggak sampai ngandelin mie instan dan ...

Yelena : "Thunderbolts*"

Gambar
Thunderbolts: Lebih dari Sekadar Film  Sudah weekend lagi, saatnya family time. Nonton di cinema mungkin salah satu ide. Ada film keluarga yang menurutku keren.  Banyak pesan yang disampaikan. Supaya tak penasaran tonton trailer nya dulu deh.. Thunderbolts* .  Ini adalah salah satu produksi dari Marvel Studios, dan seperti biasa diangkat dari komik Marvel. Aku pribadi tidak terlalu tertarik membaca komiknya, tapi saat kisah-kisah ini diangkat ke layar lebar, aku selalu suka. Terutama pesan di balik para tokohnya. Menurutku, Thunderbolts sangat erat kaitannya dengan mental health.  Setiap tokohnya memiliki masa lalu yang menyakitkan, luka yang belum benar-benar mereka sembuhkan.  Rasa bersalah atas masa lalu membuat mereka terpuruk dan cenderung menyalahkan diri sendiri. Karena itu, mereka mudah dimanipulasi oleh orang lain yang memanfaatkan kesedihan mereka. Yelena Belova, Bucky Barnes, John Walker (U.S. Agent), Red Guardian, Ghost, Taskmaster, dan ...

Islamic Self Love

Gambar
Sebelum mencintai orang lain maka harusnya kita mencintai diri sendiri dulu. Tapi untuk mencintai diri sendiri kita juga harus kenal siapa diri kita.  Nah sharing kali ini tentang Self Love Islami, yang dirangkum dari berbagai sumber.. Selamat membaca 😊 ¤¤¤ Dalam Islam, mencintai diri sendiri (self-love) bukanlah bentuk keegoisan, melainkan wujud syukur atas nikmat Allah dan langkah menuju kedekatan spiritual dengan-Nya.  šŸ•Š️ Konsep Self-Love dalam Islam Self-love dalam Islam berarti mengenal, menerima, dan menghargai diri sebagai ciptaan Allah yang unik. Ini mencakup penerimaan terhadap kelebihan dan kekurangan diri, serta menjaga amanah Allah berupa tubuh, pikiran, dan jiwa. Dengan mencintai diri sendiri, kita menunjukkan rasa syukur atas karunia-Nya dan menjaga diri dari tindakan yang merugikan.   🌿 Mencintai Diri sebagai Bentuk Ibadah Menjaga kesehatan fisik dan mental adalah bagian dari ibadah. Dengan merawat diri, kita menunjukkan penghargaan a...

Tips Aktivitas Harian Untuk IRT dengan Lupus

Jadwal Harian Ibu Rumah Tangga dengan Lupus Pagi (05.00 – 10.00) 05.00: Bangun perlahan, minum air hangat, stretching ringan. Ibadah Pagi. 05.30: Siapkan sarapan sederhana untuk keluarga (boleh sambil duduk) 06.30: Sarapan bersama, minum obat pagi 07.00: Bantu anak/suami bersiap sambil istirahat sebentar 08.00: Pekerjaan rumah ringan (cuci piring, menyapu ringan) 09.30: Duduk santai, minum teh atau camilan sehat, bisa rebahan sebentar Siang (10.00 – 14.00 ) 10.00: Lanjut pekerjaan ringan (melipat baju, merapikan kamar) 11.30: Masak siang (pilih resep sederhana atau masak sekalian untuk malam) 12.30: Makan siang dan minum obat (jika perlu) 13.00: Tidur siang atau istirahat di tempat tidur selama 30–60 menit Sore (14.00 – 18.00) 14.00: Aktivitas santai (membaca, nonton TV, atau hobi ringan) 15.30: Camilan sehat dan minum cukup air 16.00: Aktivitas fisik ringan seperti jalan sore di halaman atau yoga lembut 17.00: Persiapan makan malam (bisa dibantu anggota keluarga) 17.45: Makan malam be...

Ibu Bekerja, Bisa Kok 😊

Gambar
Menjadi Ibu Bekerja yang Tetap Hadir dan Berkualitas untuk Anak-Anak Menjadi ibu bekerja bukanlah pilihan yang mudah. Banyak ibu merasa terombang-ambing antara tanggung jawab profesional dan keinginan untuk selalu hadir bagi anak-anak. Namun, kenyataannya, ibu bekerja tetap bisa menjadi sosok yang hangat, penuh kasih, dan sangat berarti dalam kehidupan anak-anak mereka. Berikut ini beberapa Tips agar ibu bekerja tetap bisa berkualitas dalam perannya sebagai ibu: 1. Hadir Sepenuhnya Saat Bersama Anak Meski waktu bersama anak terbatas, kualitas jauh lebih penting dari kuantitas. Saat bersama anak, letakkan gawai, alihkan perhatian dari pekerjaan, dan berikan fokus penuh. Dengarkan cerita mereka, peluk, dan tatap mata mereka saat berbicara—hal sederhana ini sangat berarti bagi anak. 2. Buat Rutinitas Bermakna Rutinitas seperti sarapan bersama, membacakan dongeng sebelum tidur, atau membahas hari mereka setiap malam dapat menjadi "momen kecil" yang berdampak besar. An...

"Kita Satu Tim" vs " Kita Hanya Mesin"

Cerita ini dimulai di Pagi hari, aroma kopi dan tawa ringan memenuhi ruang kantor desain kecil bernama Arunika Studio. Tujuh orang bekerja di sana, dan walau tempatnya sederhana, suasananya selalu hangat. Dika, seorang desainer muda, baru saja masuk setelah seminggu absen karena merawat ibunya yang dirawat di rumah sakit. Begitu melangkah ke dalam, ia terkejut. Di mejanya, ada kartu ucapan bertanda tangan semua rekan kerjanya dan setangkai bunga kecil. “Selamat datang kembali, Dika. Kami doakan ibumu segera pulih,” tertulis di kartu itu. Air matanya nyaris jatuh. Rina, sang manajer, mendekat dan menepuk bahunya pelan. “Kalau masih perlu waktu, kami bisa atur kerja remote. Tugas-tugasmu sudah dibantu teman-teman kemarin.” Dika hanya bisa mengangguk haru. Tak hanya saat senang, di kantor ini semua saling menopang ketika salah satu jatuh. Saat Wina keguguran tahun lalu, semua ikut merawatnya secara emosional. Saat Guntur putus cinta, tim diam-diam mengajaknya karaoke. Mereka bukan hanya r...

Antara Panggilan Hati dan Tanggung Jawab

Gambar
Namanya Lestari. Setiap pagi, ia memulai hari sebelum matahari terbit. Memastikan sarapan tersedia, seragam anak-anak siap, dan bekal suami sudah di tas. Setelah semua beres, barulah ia bergegas mengenakan blazer dan bersiap menuju kantor, menembus kemacetan demi tiba tepat waktu. Di kantor, Lestari adalah analis keuangan yang andal. Ia cermat, cepat, dan dipercaya menangani klien besar. Namun, di balik laptop dan laporan-laporan tebal, pikirannya sering melayang ke rumah: apakah anaknya sudah makan siang? Apakah PR-nya sudah selesai? Apakah si kecil menangis saat ditinggal pengasuh? Lestari menolak promosi ke posisi manajer karena tidak ingin kehilangan waktu pulang lebih larut. Bosnya sempat berkata, “Sayang sekali, kamu punya potensi besar.” Tapi Lestari hanya tersenyum. Ia tahu, pilihannya bukan karena tidak ambisius—tapi karena ia memprioritaskan bentuk sukses yang berbeda: menjadi hadir untuk keluarganya . Sementara itu, sahabatnya di kantor, Karina, memilih jalan berbeda. Ia men...

Waspada si Toxic Manipulatif

Gambar
Judul: Senyum Liana Liana selalu menjadi favorit di kantor. Pembawaannya lembut, tutur katanya sopan, dan setiap ada acara kantor, dia yang paling sigap mengatur segalanya. Semua orang menyukainya. Termasuk Arin—karyawan baru yang awalnya merasa beruntung bisa dekat dengan Liana. Arin baru tiga bulan bekerja di departemen pemasaran. Ia masih menyesuaikan diri, dan Liana tampak seperti mentor yang sempurna. Ia membimbing Arin dengan sabar, memberi tahu hal-hal tak tertulis soal budaya kantor, bahkan membantunya menyusun presentasi pertama. Namun, perlahan, Arin mulai merasakan keanehan kecil—terlalu kecil untuk dianggap serius. Beberapa kali, Arin merasa seperti dikucilkan oleh rekan lain. Ketika ia bertanya, jawabannya mengambang: "Oh, Liana bilang kamu lebih suka kerja sendiri, jadi kami nggak mau ganggu." Lalu ketika ada kesalahan data dalam laporan, Arin yang disalahkan, meski ia yakin sudah mengirim versi final yang benar. Liana, yang sebelumnya membantu menyu...

Antara Awal dan Akhir

Saat datang, Tubuh mungil itu menangis, tapi dia tak tahu Tangan siapa yang menyambut dan memandikan Suara merdu siapa yang melantunkan adzan Wajah siapa yang penuh senyuman " Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur." Lalu dia berjalan  Menyusuri lintasan kehidupan Menyiapkan bekal dan kenangan Kelak pasti tiba hari yang telah ditentukan Saat kembali, tubuh dingin itu tak akan tahu Tangan siapa yang akan memandikan dan mengkafankan Suara siapa yang akan mensholatkan Dan wajah sedih siapa yang akan mengantarkan. " Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan " Awal yang suka dan akhir yang duka Sejatinya adalah ketidakberdayaan Sebagai pengingat agar tak lupa Hanya Allah pemberi Kekuatan  Dunia akan berlalu seperti bayang semata, Yang tinggal hanya amal dan dosa, Maka gunakanlah hidup untuk taat pada-Ny...

Jangan Sampai Buta Hati

Bismillah Yuk belajar lagi tadabur ayat. Kali ini Surah Al-Isra’ ayat 72: " Dan siapa yang buta (hatinya) di dunia, maka di akhirat juga bakal buta, bahkan makin tersesat jalannya." Maknanya : 1. Buta di Sini Bukan Buta Mata, Tapi Buta Hati Maksudnya, orang yang nggak mau lihat kebenaran selama hidup di dunia—nggak mau dengerin nasihat, cuek sama petunjuk Allah, dan hatinya keras—itulah yang disebut “buta” di sini. 2. Kalau di Dunia Udah Nggak Mau Terima Kebenaran… Ya jangan heran kalau di akhirat juga makin parah. Bukan cuma nggak bisa “lihat” (nggak ngerti apa-apa), tapi juga makin bingung dan tersesat. Udah jauh dari jalan yang benar. 3. Beda Sama Orang yang Mau Belajar dan Buka Hati Kalau kita mau belajar, merenung, dan buka hati buat ngerti kebenaran, insyaAllah hidup jadi lebih terang. Nggak cuma di dunia, tapi juga di akhirat. 4. Intinya, Jangan Jadi “Buta Hati” Dunia ini tempat kita cari cahaya—cahaya iman, ilmu, dan petunjuk. Kalau kita sengaja nutup mata dan hati se...

Uji Coba Vaksin TBC

" *Ketika Tubuh Warga Jadi Lokasi Uji Coba* " Oleh: Puspa_R Beberapa waktu ini, saya membaca kabar bahwa vaksin TBC terbaru akan diuji coba di Indonesia. Namanya M72, digagas oleh lembaga internasional dan didanai salah satunya oleh Bill Gates.  Kabar ini muncul dari mulut mantan pejabat yang menentang ujicoba. Tapi sebagai warga biasa, mendengar kata "Uji coba" saya bertanya-tanya: Apakah berarti kita benar-benar terlibat? Atau sekadar dijadikan tempat? Dalam berita lain Indonesia disebut menjadi lokasi uji coba seperti yang disampaikan oleh jurnalis Metro TV yang saya tonton pada link You Tube berikut; https://youtu.be/kWOpSbIZ_-I?feature=shared Fase 3 bukan uji coba kecil. Ini tahap di mana ribuan manusia jadi peserta eksperimen untuk melihat apakah vaksin benar-benar berhasil. Di antara mereka bisa jadi ada tetangga saya, saudara, bahkan saya sendiri jika tinggal di lokasi yang terlibat. Apakah semua warga yang ikut sudah benar-benar paham risiko dan hak mereka?...

Ketika Diam Itu Adalah Teriakan

Judul: “Ketika Diam Itu Teriakan: Pelajaran dari Delapan Tahun yang Terlalu Lama” Dalam dunia kerja yang semakin menuntut produktivitas dan efisiensi, sering kali kita lupa bahwa manusia bukan sekadar alat eksekusi. Mereka punya batas, emosi, dan kehidupan pribadi yang tak bisa dipisahkan dari identitas profesional. Artikel ini mengangkat kisah nyata seseorang—sebut saja Ayu—yang mengalami tekanan bertahun-tahun di tempat kerja, hingga akhirnya harus mundur demi menyelamatkan kesehatan mental dan fisiknya. Loyalitas yang Dibalas dengan Beban Sepihak Ayu bekerja selama delapan tahun di sebuah institusi. Selama itu, ia dikenal sebagai sosok yang rajin, bertanggung jawab, dan tenang. Namun dalam satu tim kecil tempat ia bekerja, ada satu rekan kerja dengan jabatan lebih tinggi yang kerap menghindari tanggung jawab. Tugas-tugasnya sering tak diselesaikan, kritik dihindari, dan setiap kali diberi pekerjaan, selalu ditolak terlebih dahulu sebelum akhirnya dikerjakan secara terpaksa—atau tida...

Peran Keluarga dan Masyarakat pada Kesehatan Mental

Peran keluarga dan masyarakat sangat penting dalam menanggulangi masalah kesehatan mental. Berikut ini penjelasan peran masing-masing: 1. Peran Keluarga Dukungan emosional: Memberikan kasih sayang, perhatian, dan pemahaman kepada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan mental. Deteksi dini: Mengenali tanda-tanda gangguan mental sejak dini dan membantu mencari bantuan profesional. Mengurangi stigma: Menciptakan lingkungan yang terbuka, tanpa menghakimi, untuk membicarakan isu kesehatan mental. Mendorong pengobatan: Mendampingi dan memotivasi anggota keluarga untuk menjalani terapi atau pengobatan jika diperlukan. Menjaga stabilitas lingkungan rumah: Membangun suasana rumah yang harmonis dan mendukung kesehatan psikologis semua anggota keluarga. 2. Peran Masyarakat Edukasi dan kesadaran: Masyarakat dapat menyebarkan informasi yang benar mengenai kesehatan mental untuk mengurangi stigma dan meningkatkan pemahaman. Menyediakan akses layanan: Pemerintah dan lembaga sosial dapat me...

Mitos Atau Fakta

Gambar
Pernyataan bahwa "orang yang depresi karena imannya lemah" bukanlah fakta, melainkan sebuah stigma atau pandangan yang keliru dan dapat berdampak negatif. Penjelasan: 1. Depresi adalah kondisi medis, bukan semata masalah spiritual. Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ketidakseimbangan kimia di otak, riwayat trauma, tekanan hidup, genetika, dan kondisi fisik tertentu. Ini bukan hanya soal kurang berdoa atau kurang iman. 2. Orang beriman juga bisa mengalami depresi. Banyak tokoh spiritual, pemuka agama, bahkan nabi dan orang-orang yang sangat religius pun bisa mengalami kesedihan mendalam atau depresi. Dalam Islam misalnya, Nabi Yaqub AS bersedih luar biasa atas kehilangan Yusuf, hingga matanya menjadi buta. Itu bukan karena imannya lemah, tapi karena manusiawi. 3. Stigma ini bisa berbahaya. Menyalahkan iman seseorang atas depresinya justru bisa membuat penderita merasa bersalah, makin tertutup, dan enggan mencari bantuan pr...

Jangan Remehkan Ketimpangan

Gambar
Judul: Jangan Remehkan Ketimpangan di Tempat Kerja—Dampaknya Bisa Sangat Serius Dalam dunia kerja, ketimpangan bukan hanya soal gaji atau jenjang karier. Ketimpangan beban kerja dan tanggung jawab yang terus dibiarkan juga bisa menjadi sumber masalah besar yang merusak stabilitas tim, memicu konflik tersembunyi, dan yang paling sering diabaikan: menghancurkan kesehatan mental seseorang. Tugas Tidak Dibagi Adil: Luka yang Tidak Terlihat Sering terjadi, seseorang yang dinilai “bisa diandalkan” malah diberi beban lebih dari seharusnya. Ketika ada rekan kerja yang tidak melaksanakan tugas dengan baik—entah karena kurang kompeten, tidak disiplin, atau bahkan secara sengaja menghindari tanggung jawab—bebannya kerap kali dilimpahkan kepada satu orang dalam tim yang dianggap “paling bisa”. Sayangnya, praktik seperti ini sering dianggap wajar. Bahkan dibungkus dengan kalimat-kalimat manipulatif seperti: > “ Dia kan cepat kerjanya.” “Sudah biasa, biar dia saja.” “Kalau bukan kamu,...

Jangan Memakan Harta Orang Lain

Berikut tadabur Surah Al-Baqarah ayat 188 dalam bahasa non-formal: Artinya: "Dan janganlah sebagian kalian memakan harta orang lain dengan cara yang batil (tidak benar), dan jangan pula kalian membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kalian dapat memakan sebagian dari harta orang lain itu dengan dosa, padahal kalian tahu." Tadaburnya (Bahasa non-formal): Ayat ini ngejelasin tentang larangan buat ngambil atau makan harta orang lain dengan cara yang nggak bener. Misalnya, nyolong, nipu, korupsi, manipulasi, atau bahkan pakai jalur hukum tapi buat ngerugiin orang lain, padahal tahu itu salah. Allah ngingetin, jangan sampai kita ngejar keuntungan dunia tapi lewat jalan haram, apalagi sambil bawa-bawa urusan ke pengadilan buat menutupi kesalahan sendiri. Kadang ada orang yang tahu dia salah, tapi tetap ngotot cari celah hukum supaya bisa menang. Nah, itu yang Allah bilang dosa besar—apalagi kalo kita sadar sepenuhnya kita lagi nindas hak orang lain. Intinya, Allah nyuruh ki...

"Meminjamkan kepada Allah"

Berikut adalah tadabbur (perenungan) untuk Surah Al-Baqarah ayat 245: Ayat: > Ł…َّن Ų°َŲ§ ٱلَّŲ°ِى يُŁ‚ْŲ±ِŲ¶ُ ٱللَّهَ Ł‚َŲ±ْŲ¶ًŲ§ Ų­َŲ³َنًŲ§ فَيُŲ¶َŁ€ٰŲ¹ِفَهُŪ„ Ł„َهُŪ„ٓ Ų£َŲ¶ْŲ¹َافًŲ§ كَŲ«ِيرَŲ©ً ۚ وَٱللَّهُ يَŁ‚ْŲØِŲ¶ُ وَيَŲØْŲ³ُŲ·ُ ۖ وَŲ„ِŁ„َيْهِ ŲŖُŲ±ْŲ¬َŲ¹ُŁˆŁ†َ Transliterasi: > Man įŗ“allażī yuqriįøullāha qarįøan įø„asana fa yuįøÄ‘ifahu lahu aįø‘āfan kaṔīrah, wallāhu yaqbiįøu wa yabsuį¹­, wa ilaihi turja‘Å«n. Terjemahan: > Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (ikhlas), maka Allah akan melipatgandakan (balasannya) baginya dengan berlipat-lipat. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki), dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan. --- Tadabbur (Renungan): 1. Makna “meminjamkan kepada Allah”: Ini adalah bentuk bahasa majaz (kiasan) yang menunjukkan sedekah, infak, dan pengorbanan di jalan Allah dengan keikhlasan. Allah menyebutnya sebagai pinjaman untuk memuliakan amal tersebut, dan menunjukkan bahwa balasannya pasti. 2. Janji Allah atas balasan yang berlipat ganda: Siapa pun yang memberi de...

Dari Stress ke Turnover

Dampak Beban Kerja Tak Seimbang di Dunia Kerja Pembagian beban kerja yang tidak merata dapat memicu berbagai masalah serius di lingkungan kerja. Beban berlebih yang dialami sebagian karyawan—sementara lainnya memiliki beban lebih ringan—menimbulkan dampak fisik, psikologis, hingga organisasi. 1. Stres dan Gangguan Kesehatan Mental Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stres kerja terjadi “ketika tuntutan pekerjaan tidak sesuai dengan kapasitas, sumber daya, atau kebutuhan pekerja” (WHO, 2003). Hal ini diperkuat oleh Leka et al. (2003) yang menyatakan: > “ Job stress results when there is a mismatch between the demands of the job and the capabilities, resources, or needs of the worker .” Stres yang tidak ditangani dapat berkembang menjadi kelelahan emosional dan gangguan kesehatan mental serius. 2. Penurunan Produktivitas Burnout yang dipicu beban kerja berlebih berdampak langsung pada produktivitas. Maslach & Leiter (1997) menyatakan: > “ When employees are burned out, th...

Kesejahteraan dan Keseimbangan Kerja

Gambar
Kalian pernah merasakan bekerja dalam suatu perusahaan atau dimanapun ? Jika iya maka sepakat ya jika SDM adalah aset yang berharga yang harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan. Nah salah satunya adalah memperhatikan kesejahteraan dan keseimbangan kerja. Siapa tau kamu salah satu dari SDM yang ditempatkan di manajemen SDM atau mungkin someday kamu akan membuat perusahaan sendiri..😊 Berikut beberapa poin yang bisa dilakukan untuk mendukung hal tersebut.  Dibaca sampe tuntas yašŸ˜‰. 1. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman Lingkungan kerja yang sehat dan aman mencakup aspek fisik dan psikologis, yang mendukung produktivitas serta kesejahteraan karyawan. Beberapa langkah nyata: A. Keselamatan kerja: Menyediakan alat pelindung diri (APD), pelatihan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), serta prosedur darurat. B. Fasilitas fisik yang memadai: Ruang kerja yang bersih, ventilasi yang baik, pencahayaan cukup, ergonomi meja/kursi, dan kebersihan umum. ...

Mindfullness versi Islam

Gambar
Mindfulness dalam Islam: Lebih dari Sekadar Tenang Dalam Islam, mindfulness itu bukan cuma soal “tenang dan damai”, tapi juga soal kesadaran akan kehadiran Allah (taqwa), dan hidup dengan hati yang waspada. 1. Hadir Sepenuhnya Saat Beribadah Mindfulness islami bisa kamu rasain banget waktu sholat yang khusyuk. > "Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam sholatnya." (QS. Al-Mu’minun: 1-2) Khusyuk itu artinya kita fokus, sadar apa yang dibaca, tahu kita sedang menghadap Allah. Itu mindfulness versi Islam: sadar secara jasmani dan rohani. 2. Dzikir: Mengingat Allah di Setiap Saat Mindfulness dalam Islam juga berarti hati yang selalu ingat Allah, bahkan saat kita lagi kerja, makan, atau jalan-jalan. > "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra’d: 28) Dzikir bikin kita nggak hanyut sama dunia. Kita jadi sadar kalau semua yang kita lakuin bisa bernilai ibadah asal niatnya bener. 3....

Strategi Coping Berbasis Wahyu

Gambar
Strategi Coping Berbasis Wahyu Coping itu intinya gimana kita ngadepin masalah atau tekanan hidup. Nah, kalau kita ngomongin coping berbasis wahyu, itu artinya kita ngambil petunjuk langsung dari wahyu (kayak Al-Qur'an dan hadits) buat bantu kita tetap kuat, tenang, dan waras saat hidup lagi berat-beratnya. Berikut ini beberapa strategi coping yang bisa kita ambil dari wahyu, : 1. Sabar, Bukan Pasrah Wahyu sering banget nyebutin sabar. Tapi sabar itu bukan cuma diem aja nahan sakit, tapi tetap usaha, tetap jalanin hidup, walau hati lagi remuk. Misalnya dalam Al-Baqarah 153: “ Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar .” Jadi, sabar itu bukan lemah, tapi justru kekuatan. 2. Sholat Itu "Me Time" Sama Tuhan Kadang kita mikir coping itu harus ke pantai atau denger musik. Tapi dalam Islam, sholat itu juga bentuk coping. Karena di situ kita curhat langsung ke Allah. Nggak ada yang bisa ngalahin tenangnya hati kalau udah bisa ‘ngobrol’ sama Dia. 3. Zikir ...

I Say Alhamdulillah

Gambar
Kalo tanya gimana rasanya saat ini? I SAY ALHAMDULILLAH... Karena Pernah melewati hampir semua proses up and down... ♧ Setiap terima Rapot sejak SMP selalu peringkat 3 besar, tapi di UN malah dapet nilai jeblok ♤ Pernah menang lomba puisi di SD tapi waktu diminta tampil ulang di pentas malah sembunyi ♧ Pernah tinggal jauh dari orang tua sejak SMP dan berpindah pindah ikut siapa yang penting ada nenek🫢 dan pada akhirnya hanya berjumpa hitungan tahun dengan orang tua sendiri  ♤ Merasakan menjadi Yatim walau di usia 20 dan akhirnya yatim piatu di usia 40 tahun ternyata sekehilangan itu ♧ Merasakan banyak hal tinggal di asrama, belajar disiplin, toleransi, menghargai dan persaudaran walau tak sedarah ♤ Merasakan berjuang mencari pekerjaan, ditolak, lamaran tidak dipanggil, sampe tak lulus lulus tes. ♧ Merasakan bisa hamil, lahiran normal, juga SC sampe gak bs hamil lagi. ♤ Merasakan jadi pegawai kontrak, lalu jadi pegawai BUMN, lalu pegawai Badan Publik sampe gak lagi sta...

Cara Tenangin Diri Ala Alquran dan Hadists

Gambar
1. Curhat Sama Allah (Doa & Dzikir) Kalau lagi stres atau kepikiran berat, jangan dipendem sendiri. Curhat aja sama Allah lewat doa. Nggak harus pake bahasa Arab, asal dari hati. > " Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan." (QS. Ghafir: 60) Contoh coping: Baca dzikir: Hasbunallahu wa ni’mal wakil (Cukup Allah jadi penolong kita) Doa pendek: “Ya Allah, tenangin hati ini.” 2. Sadar Allah Selalu Ada (Muraqabah) Kadang kita ngerasa sendirian, padahal Allah itu dekat banget. > " Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya." (QS. Qaf: 16) Strategi coping: Coba tarik napas dalam sambil bilang, “Allah bersamaku.” Kalau panik, ingat: “Aku nggak sendiri.” 3. Yakin Semua Ada Hikmahnya (Tawakal & Sabar) Cobaan itu bukan hukuman, tapi cara Allah nguji dan ngangkat derajat kita. > " Bisa jadi kamu benci sesuatu, padahal itu baik bagimu." (QS. Al-Baqarah: 216) Coping yang bisa dilakukan: Ucapin “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un...

Tazkiyatun Nafs dan Resiliensi

Gambar
Konsep Tazkiyatun Nafs dan Resiliensi memiliki keterkaitan yang erat dalam membentuk ketahanan mental dan spiritual seseorang. --- 1. Tazkiyatun Nafs Tazkiyatun Nafs adalah konsep dalam Islam yang berarti pensucian jiwa. Tujuannya adalah untuk membersihkan hati dari penyakit spiritual seperti iri, dengki, sombong, dan menumbuhkan sifat-sifat baik seperti ikhlas, sabar, dan tawakal. Unsur penting dalam Tazkiyatun Nafs: Muhasabah (introspeksi diri): Menilai dan memperbaiki diri secara terus-menerus. Mujahadah (bersungguh-sungguh): Berjuang melawan hawa nafsu negatif. Taubat : Memohon ampun dan memperbaiki kesalahan masa lalu. Dzikir dan ibadah : Mendekatkan diri kepada Allah untuk menenangkan jiwa. --- 2. Resiliensi Resiliensi adalah kemampuan individu untuk bangkit dari tekanan, trauma, atau kesulitan hidup dengan tetap berpikir positif dan produktif. Karakteristik individu yang resilien: ● Optimisme dan harapan. ● Kemampuan mengelola emosi. ● Adaptif terhadap perubahan. ● Memiliki tu...