Antara Panggilan Hati dan Tanggung Jawab
Di kantor, Lestari adalah analis keuangan yang andal. Ia cermat, cepat, dan dipercaya menangani klien besar. Namun, di balik laptop dan laporan-laporan tebal, pikirannya sering melayang ke rumah: apakah anaknya sudah makan siang? Apakah PR-nya sudah selesai? Apakah si kecil menangis saat ditinggal pengasuh?
Lestari menolak promosi ke posisi manajer karena tidak ingin kehilangan waktu pulang lebih larut. Bosnya sempat berkata, “Sayang sekali, kamu punya potensi besar.” Tapi Lestari hanya tersenyum. Ia tahu, pilihannya bukan karena tidak ambisius—tapi karena ia memprioritaskan bentuk sukses yang berbeda: menjadi hadir untuk keluarganya.
Sementara itu, sahabatnya di kantor, Karina, memilih jalan berbeda. Ia menerima promosi menjadi kepala divisi. Karina percaya bahwa perempuan juga berhak mengejar puncak karier tanpa harus merasa bersalah. “Kalau kita terus merasa terjebak antara rumah dan pekerjaan, kapan kita berkembang?” katanya suatu sore.
Awalnya Karina tampak hebat. Ia mampu memimpin tim dengan tegas, menyelesaikan target dan ketika pulang, malamnya tetap menemani anaknya belajar. Tapi seiring waktu, tekanan mulai terlihat. Karina sering tampak lelah. Ia mulai melewatkan rapat sekolah anak, ulang tahun, bahkan hari-hari penting keluarga.
Suatu hari, Karina tak datang ke kantor. Beberapa hari kemudian, Lestari mendapat kabar bahwa Karina mengalami kelelahan berat dan burnout. Dalam percakapan mereka yang jarang, Karina berkata dengan mata berkaca, “Aku pikir aku bisa melakukan semuanya. Tapi ternyata tidak.”
Dua sahabat. Dua pilihan. Dua realitas.
Lestari tidak lebih benar dari Karina, dan Karina tidak salah. Mereka hanya menjalani dua jalan yang berbeda, masing-masing dengan konsekuensi.
Keduanya perempuan kuat yang sedang mencari makna seimbang dalam dunia yang seringkali tidak mau memberi ruang.
Mungkin salah satu adalah posisi kita di dunia nyata.
Ketika memilih suatu pilihan pasti akan selalu ada konsekuensi.
♡♡♡
Be Strong All Moms in the world
Komentar
Posting Komentar