Rasa Yang Dirindukan
Rasa yang Dirindukan
_Puisi oleh Seorang Ibu
Karya: Puspa_R
Aku tak pernah tahu, sejak kapan cinta menjadi sesuatu yang membingungkan.
Sejak kau kecil, kupelajari bahwa mencintai bukan sekadar memberi pelukan hangat atau menyiapkan sarapan. Ada rasa yang lebih dalam: rasa yang tak terlihat, tapi sangat nyata—seperti udara yang menopang nafasmu.
Namun ada hari-hari di mana aku merasa jauh darimu,
seperti bulan yang mengintip dari balik awan, hadir tapi tak tersapa.
> Ada rasa yang dirindu,
Namun tak jua kutemukan.
Jiwa yang tak sebening dulu,
Melebur sesak di pelataran harapan.
Mungkin aku gagal menjelma menjadi rumah yang nyaman bagimu.
Dalam diam, aku mencoba mencintaimu tanpa merusak,
namun betapa sulitnya mencintai tanpa melukai,
ketika lidah tak semanis doa, dan pelukan tak cukup menjawab tangismu.
> Kuceritakan cinta,
Namun kulukai tanpa sengaja.
Kukenal namamu di doa,
Tapi tak di relung nyata.
Aku ada—benar-benar ada.
Tapi entah mengapa kehadiranku tak sepenuhnya menjangkau hatimu.
Mungkin bukan salahmu. Bukan pula sepenuhnya salahku.
Mungkin memang ada jarak yang diciptakan oleh luka yang tak kita pahami.
> Aku… ada,
Tapi jauh dari dekap jiwamu.
Bukan salahmu,
Hadirku terlalu senyap untukmu.
Malam-malam panjang menjadi tempatku berguru pada kesabaran.
Di sana, aku mencoba memahami: bahwa tak semua cinta bersuara.
Beberapa cinta hanya bisa hidup dalam diam dan doa yang tak pernah selesai.
> Kucari cara
Untuk tinggal di hatimu,
Namun hanya langit yang paham
Betapa tak lelah kutitipkan harap.
Lalu kepada Tuhan, kutitipkan sisa harapku—bukan untukku,
tapi untukmu yang kupeluk dalam keheningan.
Aku memohon, agar hidupmu nanti dipenuhi kebaikan,
dan hatimu dipandu oleh cinta yang mencintai karena-Nya.
> Tuhan…
Pasangkanlah buah hatiku
Dengan jiwa pilihan-Mu:
Yang berakhlak mulia,
Menyayang tanpa syarat,
Menjadi nakhoda menuju ridha-Mu.
Aku tidak minta banyak, ya Rabb.
Hanya cukupkanlah sedih yang tak pernah sempat kuceritakan padanya,
dan gantilah dengan bahagia yang menenangkan jiwanya,
sampai waktu menutup cerita hidupnya.
> Ya Rabb, izinkan aku meminta...
Cukupkan dukanya yang sembunyi,
Limpahkan bahagia tak henti,
Hingga akhir napas di dunia ini.
Karena cinta, kadang tak bisa dijelaskan—hanya bisa dipanjatkan.
31 Mei 2025
Ubahan dari Judul "Yang Tak Kembali"
Komentar
Posting Komentar