kisah Tu'mah bin Ubayriq

Kisah Tu‘mah bin Ubayriq pada zaman Rasulullah ﷺ adalah salah satu peristiwa yang menjadi pelajaran besar tentang kejujuran, keadilan, dan larangan membela kebatilan walaupun terhadap orang dekat atau sesama Muslim.
---

Latar Belakang

Tu‘mah bin Ubayriq adalah seorang dari kaum Anshar di Madinah. Ia dikenal sebagai seorang Muslim secara lahiriah, tetapi memiliki sifat munafik. Peristiwa yang terkenal adalah ketika ia mencuri baju besi milik seorang sahabat, lalu berusaha menutupi perbuatannya dengan cara yang licik.
---

Kronologi Peristiwa

1. Pencurian

Ada seorang sahabat bernama Qatadah bin Nu‘man yang kehilangan baju besinya.

Setelah dicari, ternyata baju besi itu ditemukan di rumah Tu‘mah bin Ubayriq.

Untuk menghilangkan jejak, Tu‘mah segera memindahkan baju besi itu ke rumah seorang Yahudi bernama Zaid bin as-Samin.

2. Tuduhan Dialihkan

Tu‘mah dan keluarganya menuduh si Yahudi sebagai pencuri.

Beberapa orang dari kaum Anshar datang kepada Rasulullah ﷺ untuk membela Tu‘mah, karena ia adalah orang dari suku mereka.

Mereka meminta Rasulullah ﷺ agar memutuskan bahwa Yahudi itu bersalah dan Tu‘mah tidak.

3. Turunnya Wahyu

Rasulullah ﷺ pada awalnya hampir saja membenarkan Tu‘mah karena bukti yang terlihat condong ke arah tuduhan terhadap Yahudi.

Namun, Allah menurunkan wahyu dalam Surah An-Nisā’ ayat 105–108, yang artinya:

> "Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, supaya engkau mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah engkau menjadi pembela bagi orang-orang yang khianat." (QS. An-Nisā’: 105)

Ayat ini menegaskan bahwa Nabi ﷺ tidak boleh membela orang yang berbuat khianat meskipun ia dari kalangan Muslim, dan kebenaran harus ditegakkan meski terhadap orang sendiri.

4. Akhir Kisah

Rasulullah ﷺ memutuskan bahwa yang bersalah adalah Tu‘mah, bukan Yahudi itu.

Merasa malu dan terpojok, Tu‘mah kemudian kabur ke Mekah dan murtad (keluar dari Islam).

Di Mekah, ia mencoba mencuri lagi namun gagal, lalu mati tertimpa runtuhan tembok sebagai akhir tragis hidupnya.
---

HIKMAH

Keadilan di atas loyalitas buta — Rasulullah ﷺ menegakkan hukum sesuai wahyu, tidak memihak walau pada Muslim sendiri.

Fitnah lebih kejam dari pembunuhan — Tu‘mah bukan hanya mencuri, tapi juga menuduh orang lain demi menyelamatkan diri.

Allah membongkar kebohongan — meskipun manusia pandai menyembunyikan kesalahan, Allah Maha Mengetahui.

Hati-hati dengan sifat munafik — iman yang hanya di lisan, tanpa ketulusan hati, akan mudah tergelincir.
---


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Zombie At Work Place

World Lupus Day : PLSS

Menangislah