Fase Pengaruh Dalam Kehidupan Manusia
Seringkali orang tua merasa bahwa anaknya usia remaja lebih mendengarkan kata kata temannya dibanding orangtuanya.
Contohnya saya..
Si adek mau presentasi pertama kali. Saya sudah kasih motivasi untuk percaya diri. Dengan tips, berdoa sebelum memulai lalu anggap audiens nya gak melihat kita, supaya tenang, dan jika ada yang mengkritik presentasinya, jangan kecil hati, anggap sebuah nasihat untuk lebih baik.
Tapi ternyata yang membuat dia pede bukan motivasi saya, tapi perkataan kakak kelasnya yang intinya mirip seperti yang saya bilang ke dia. 🙈.
Waktu itu saya belum faham ternyata memang usia si adek sedang dalam fase "apa kata teman". Makanya waktu itu saya jadi baper...loh kok gak percaya sama bundanya🥲.
Nah supaya gak baper kayak saya, berikut saya share ilmunya..yang saya peroleh dari mendengar parenting dr. Aisah Dahlan.
Ya, saya tahu teori populer ini, biasanya disebut sebagai teori fase pengaruh dalam kehidupan manusia yang sering dibawakan dalam kajian parenting, motivasi, maupun kajian psikologi Islami sebagai refleksi fase-fase siapa yang paling berpengaruh dalam hidup manusia sesuai usia.
Berikut penjabaran fase-fase tersebut secara jelas dan aplikatif
🌱 Usia 0–6 tahun: Fase “Apa Kata Orang Tua”
Anak belum memiliki filter penilaian diri, identitas diri dibentuk dari apa yang dikatakan orang tua (ibu & ayah) tentang mereka.
Jika orang tua bilang, “Kamu anak pintar, rajin, disayang Allah,” anak akan membentuk keyakinan diri positif.
Jika orang tua sering berkata, “Kamu nakal, kamu bikin mama capek,” anak akan menginternalisasi hal itu.
Masa golden age, rekaman memori emosional paling kuat.
Aplikasi:
🍓Perbanyak kata-kata positif.
🍓Peluk saat berbicara.
🍓Jadilah role model utama bagi anak.
---
🏫 Usia 7–11 tahun: Fase “Apa Kata Guru”
Anak mulai bersekolah, sumber otoritas bergeser ke guru.
Anak ingin mendapatkan pengakuan dan validasi dari guru.
Jika guru memuji, anak merasa berharga; jika guru memarahi atau meremehkan, anak bisa kehilangan percaya diri.
Anak mulai belajar bersosialisasi dan memahami peran diri dalam kelompok.
Aplikasi:
🍄Orang tua perlu bekerja sama dengan guru.
🍄Pilih lingkungan sekolah yang baik.
🍄Orang tua tetap mendampingi anak memahami apa yang baik dan tidak dari interaksi sekolah.
---
🤝 Usia 12–20 tahun: Fase “Apa Kata Teman”
Masa remaja, peer pressure sangat besar.
Anak lebih peduli pendapat teman dibandingkan orang tua atau guru.
Cenderung mencoba banyak hal untuk diterima dalam kelompok.
Identitas diri dibangun melalui lingkungan pertemanan.
Aplikasi:
🍒Bantu anak memilih pergaulan yang baik.
🍒Tetap menjadi tempat pulang anak meski teman menjadi pusat dunianya.
🍒Ajarkan anak batasan dan nilai prinsip agar tidak mudah terombang-ambing.
---
💡 Usia 21–29 tahun: Fase “Apa Kata Saya”
Masa dewasa muda, pencarian dan penegasan identitas.
Mulai memilih jalan hidup sendiri: karir, pendidikan, pasangan.
Lebih mendengarkan suara hati dan prinsip pribadi.
Keputusan-keputusan besar biasanya diambil pada fase ini.
Aplikasi:
🍍Perkuat koneksi diri dengan nilai, visi hidup, dan prinsip.
🍍Belajar mengambil tanggung jawab atas keputusan sendiri.
🍍Refleksi diri dan evaluasi tujuan hidup secara rutin.
---
🌌 Usia 30 ke atas: Fase “Apa Kata Allah”
⏰️Masa kedewasaan penuh dan refleksi spiritual.
⏰️Seseorang mulai mempertanyakan makna hidup dan tujuan akhir.
⏰️Kesadaran akan kematian, tanggung jawab kepada keluarga, dan hubungan dengan Allah menjadi pusat perhatian.
⏰️Mulai fokus pada bagaimana kehidupan ini akan dipertanggungjawabkan di akhirat.
Aplikasi:
⭐️Menguatkan ibadah dan memperbaiki kualitas iman.
⭐️Menata prioritas hidup sesuai nilai-nilai Islam.
⭐️Fokus pada amal jariyah dan persiapan akhirat.
---
📌 Catatan Penting:
✅ Ini bukan teori psikologi akademik formal, tetapi teori populer untuk refleksi parenting dan motivasi diri agar kita memahami pengaruh yang membentuk seseorang dalam setiap fase hidup.
✅ Tidak semua orang mengalami fase ini persis sama tergantung kondisi keluarga, lingkungan, dan perjalanan hidup individu.
✅ Dengan memahami teori ini, orang tua bisa mempersiapkan diri dalam mendampingi anak sesuai fase mereka, dan kita sebagai pribadi dapat mengevaluasi siapa yang menjadi pengaruh terbesar dalam hidup kita di fase saat ini.
Semoga bermanfaat...
Komentar
Posting Komentar