Toko Tenang

"Toko Kecil Bernama Tenang"

Di sebuah kota yang selalu terburu-buru, tersembunyi sebuah toko kecil yang tak banyak orang tahu. Namanya "Tenang". Tak ada papan iklan, tak ada musik keras, dan pintunya selalu sedikit terbuka, seolah mengundang hanya yang benar-benar butuh masuk.

Di dalam toko itu, tak dijual apa-apa seperti yang biasa ada di toko lain. Yang dijual adalah: napas panjang, secangkir diam, aroma kayu manis dan hujan, dan sehelai waktu yang tak dikejar.

Pemiliknya adalah seorang wanita tua bernama Nenek Lindu. Ia tak banyak bicara. Jika seseorang masuk dan terlihat lelah, ia hanya tersenyum dan berkata, “Duduklah dulu. Tak ada yang perlu kau kejar sekarang.”

Orang-orang yang datang ke toko Tenang tidak pernah tahu kenapa mereka bisa sampai ke sana. Tapi saat duduk di kursi goyang di pojok ruangan, mendengar detik jam berjalan lambat dan wangi teh melayang dari dapur, mereka perlahan merasa tubuhnya meletakkan beban, dan pikirannya seperti melepaskan pegangan.

Malam di toko Tenang sangat indah. Lampu minyak menyala redup. Hujan sering turun di luar, membasuh jendela dengan ritme yang menenangkan. Dan jika kamu cukup sabar duduk diam, kamu bisa mendengar suara halus dari dalam lemari tua: suara kenangan yang tertata rapi.

Nenek Lindu percaya, bahwa semua orang membawa sedikit luka saat datang. Tapi tak perlu semua disembuhkan malam itu juga. Kadang, cukup dengan tertidur di kursi tua, ditemani suara hujan dan wangi kayu, luka-luka itu mulai mengecil sendiri.

Jika suatu malam kamu merasa terlalu lelah untuk berpikir, terlalu letih untuk menangis, dan terlalu sendiri untuk berbicara—bayangkan saja kamu sedang duduk di toko Tenang. Ada kursi untukmu di sana. Tak perlu berkata apa-apa. Tak perlu mengerti semuanya.

Cukup pejamkan mata. Dunia akan baik-baik saja sebentar lagi.

☆☆☆☆

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Zombie At Work Place

World Lupus Day : PLSS

Menangislah