Mengenang Perjalanan (Part 2. Keberangkatan)
Hari yang dijadwalkan sudah tiba kami tergabung pada kloter 11 dari 13 Kloter embarkasi Palembang.
Jadi kami masuk gelombang ke 2.
Sebelum berangkat beberapa rangkaian kegiatan masih kami lakukan di tanah air.
1. Di KBIH
Pelepasan Jamaah Calon Haji di KBIH
Disini berkumpul semua yang tergabung dalam KBIH yang terdiri dari 3 Rombongan. 1 rombongan berjumlah 40-50 orang. Dan 1 rombongan dibagi menjadi grup kecil yang berjumlah 10 orang. Hal ini untuk memudahkan koordinasi ke seluruh jamaah.
Ketua rombongan disebut Karom dan Karom merupakan orang yang ditunjuk KBIH untuk mengawal/mendampingi Jamaah Calon Haji.
Di rombonganku beberapa ada yang lansia tapi kebanyakan masih muda dan gagah termasuk aku salah satu yang paling muda secara usia, yang satunya masih mahasiswa.
Diantara jamaah juga ada yang sedang sakit dan berkebutuhan khusus, ada yang habis operasi kolostomie sehingga untuk BAB masih menggunakan kantong yang ditempel di perut.
Ada juga jamaah yang lumpuh sehingga harus pake kursi roda, juga ada yang post stroke lumpuh kaki dan tangan sebelah.
Mereka didampingi mahram masing masing. Ada juga lansia yang sudah pikun tapi tetap diberangkatkan😥.
Melihat kondisi kondisi jamaah tersebut, aku bersyukur masih diberi kekuatan walau mungkin tidak sama dengan orang yang sehat. Aku hanya berdoa semoga Allah menjagaku dan ibuku sehingga ibadah yang akan dijalankan berjalan lancar.
Setiap KBIH punya seragam masing2 dan penanda masing2, contohnya di KBIH tempatku, menggunakan seragam berwarna hijau dan seperti kacu/syal berwarna ungu. Tujuannya supaya cepat dikenali.
Dari pemerintah diberikan perlengkapan berupa:
1. Tas Bagasi yang memuat 20 kg
2. Tas Kabin yang memuat 7 kg
3. Tas Pasport.
4. Seragam batik indonesia
Sedangkan dari Bank juga memberikan suvenir berupa:
1. Payung
2. Mukena
Tips yang bisa aku bagikan adalah, semua tas yang diberikan itu dijahit ulang, supaya lebih kuat karena kalo gak bisa jadi akan jebol, maklum kalo barang yang di produksi massal dan diburu waktu bisa jadi kualitasnya tidak terlalu diperhatikan.
Selain tas pasport yg dari pemerintah, siapkan juga tas ransel kecil, gunanya nanti ketika di masjid bisa untuk bawa bekal dan juga menyimpan alas kaki. Ini disimpan dulu di tas kabin karena selain tas yang diwajibkan pemerintah tak boleh ada tentengan lain.
Tas bagasi sudah dikumpul ke KBIH sehari sebelum keberangkatan untuk diangkut oleh KBIH langsung ke asrama haji.
Sedangkan Tas kabin kami bawa sendiri.
Tas kabin ini berisi pakaian ihrom dan pakaian ganti untuk di asrama haji nanti. Serta perlengkapan2 yang diperlukan selama di perjalanan.
Setelah acara seremoni kami akhirnya berangkat menggunalan bus ke asrama haji. Antara sedih dan gembira, sedih ketika melihat lambaian tangan anak anak mengantar kepergian, dan gembira bahwa sebentar lagi akan ke tanah suci.
2. Asrama Haji
Ketika tiba di asrama kami di kumpulkan di aula, berdasarkan KBIH. Ternyata kloter 11 ini terdiri dari 3 KBIH. 2 KBIH berasal dari kota palembang dan 1 KBIH berasal dari Kabupaten. Aku lupa persis nya berapa jumlah jamaah 1 kloter itu.
Di aula kami dilakukan pemeriksaan kesehatan dasar seperti tekanan darah dan tes kehamilan untuk wanita usia subur. Lalu dibagikan juga masker serta oralit. Kami dibagi gelang sebagai identitas ketika di tanah suci nanti. Karena pasport akan di kumpulkan ke Karom setelah tiba disana.
Selain itu kami juga menerima uang saku yang sudah kami setorkan sebelum nya ke bank serta ditambah uang saku dari pemerintah provinsi. Uang itu kemudian ditukar dengan mata uang riyal.
Nah proses selama di asrama haji tidak disampaikan detail oleh KBIH ketika manasik, jadi kami tak punya bayangan apa yang akan di kerjakan disini.
Rangkaian dari mulai pemeriksaan kesehatan sampai dengan pembagian tadi termasuk kegiatan seremoni pelepasan oleh panitia haji provinsi lumayan menguras waktu dan tenaga, terasa lelah. Kegiatan selesai setelah lewat zuhur.
Lalu kami ditempatkan di asrama asrama.
Aku sedikit kaget karena asrama yang akan kami tempati bukan bangunan baru tapi bangunan lama yang barang2 nya juga sudah lama, ranjang besi dengan kasur yang tipis dan kamar yang sempit serta kamar mandi yang terpisah dari kamar. Padahal yang aku tahu bangunan baru itu sudah lumayan bagus seperti hotel fasilitasnya.
Sempet merasa kecewa dan kesal, tapi kemudian disadarkan suami. Ini sudah bagian dari ujian dalam ibadah, ikhlas saja.
Setelah masuk di kamar sebentar kami lalu diminta mengikuti manasik sekali lagi setelah ashar.
Dan sehabis isya diberitahukan bahwa akan berangkat ke bandara pada pukul 03.30 dini hari jadi kami sudah harus siap pada pukul 03.00.
Kebayangkan harus mandi tengah malam tanpa air hangat, jam 02 subuh. Lalu siap siap untuk sarapan dan berangkat ke bandara.
Tas kabin kami menjadi overload karena ketambahan barang2 yang baru dibagikan di asrama. Jadi aku tinggalkan pakaian kotor di asrama dititip sama petugas disitu dan akan diambil oleh suami.
Tips yang aku gunakan untuk tas kabin adalah aku siapkan kantong plastik yang bisa divakum untuk memasukan pakaian ihrom supaya tidak tercecer lalu kantong2 lain untuk perlengkapan seperti obat2an. Sehingga jika dibutuhkan tidak membuat isi tas berantakan.
Tips lain nya jangan lupa membawa kantong kosong yang dilipat bisa yang dari bahan kanvas atau plastik. Gunanya nanti kita akan banyak menerima sedekah yang tak boleh di tolak jadi tidak merepotkan untuk membawa.
(Ini sebetulnya sederhana tapi ketika sebelumnya tak ada yang mengingatkanku jadi kami cukup kewalahan membawa kotak2 makanan yang disedekahkan kepada kami)
Ohya hampir lupa malam hari tas bagasi ditimbang ulang dan di xray di asrama haji supaya ketika di bandara langsung dibawa ke pesawat.
Untuk uang dan Hp aku letakan di tas pasport.
Aktivitas di asrama haji ini menurutku cukup menguras tenaga juga dari pagi sampai dengan dini hari besoknya.
Kami yang berasal dari dalam kota saja merasa lelah apalagi yang dari luar kota yang harus menempuh perjalanan berjam jam sebelum sampai ke asrama haji.
Karena peraturan pemerintah wajib semua jamaah melewati asrama sebelum keberangkatan.
Jadi siapkan energi untuk di asrama haji, jangan berfikir aktivitas itu dimulai ketika sudah sampai di tanah suci, tapi tenaga diperlukan sejak keluar pintu rumah masing-masing pada hari sesuai jadwal yang di tentukan.
Banyak juga jamaah lansia yang batal berangkat karena kondisi fisiknya yang tiba tiba drop harus dirawat, kelelahan di awal.
Sedih kan ya😥.
3. Embarkasi
Akhirnya kami tiba di bandara, padahal sebetulnya jarak antara asrama haji dan bandara itu hanya kurleb 15 menit. Tapi mungkin karena 1 kloter ratusan orang maka akan memakan waktu. Jadi kami berangkat subuh. Aku lupa tepatnya pukul berapa pesawat kami take off.
Yang pasti kami sholat subuh dulu pemeriksaan pasport dan baru naik pesawat saudi airlines. Untungnya aku sudah pernah naik pesawat jadi tidak bingung lagi 😁.
Kebayang kan para orang tua yang mungkin baru pertama kali naik pesawat dan harus menempuh perjalanan 9 jam.
Nah pramugari dan pramugara memang dituntut kesabaran nya.
Mereka menyediakan selimut, kaus kaki serta bantal untuk jamaah. Dan setiap jam makan mereka akan membagikannya.
Kesanku dengan saudi airlines lumayan hampir mirip dengan garuda indonesia.
Pramugaranya juga banyak yang WNI jadi tidak kesulitan bahasa jika memerlukan bantuan.
Tips Setiap beberapa jam, gerakan kaki dan tangan supaya tidak kaku dan kram
Jangan menahan BAK, jika tak bisa menggunakan WC di pesawat jangan ragu minta bantuan awak kabin.
Jika bisa ditidurkan maka lebih baik tidur. Untuk mengumpulkan tenaga.
Jangan lupa sambil berdzikir atau membaca quran.
Nah ini part 2 sekelumit yang masih kuingat.
Nanti lanjut part 3, Tiba di Bandar Udara Internasional Raja Abdulaziz, jeddah
Komentar
Posting Komentar